Boxebu.biz – Bagi pecinta bola voli, siapa yang tak mengenal nama Earvin Ngapeth, outside hitter fenomenal milik Timnas voli putra Prancis.
Sayangnya di babak perempat final Volleyball Nations League (VNL) 2023, Earvin Ngapeth tidak masuk daftar skuad Timnas voli putra Prancis yang akan menghadapi Amerika Serikat, Rabu (19/7/2023) jam 22.00 WIB.
Secara prestasi, Earvin Ngapeth tidak perlu di sangsikan lagi. Dia bahkan menjadi pilar utama ketika membawa Prancis menjadi juara VNL 2022.
Ia juga berhasil membantu tim voli putra Prancis meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020.
Hebatnya, pada kedua ajang bergengsi tersebut Ngapeth, berdasar statistik pertandingan dan penilaian panel juri, tampil sebagai pemain terbaik (Most Valuable Player).
Namun ada ragam kisah menarik sebelum hitter berusia 32 tahun ini menjadi salah satu pevoli terbaik dunia kini.
Salah satunya dia mengawali karier bukan sebagai atlet voli, melainkan pesepak bola.
Berikut rangkuman fakta menarik yang di miliki Earvin Ngapeth, hitter yang ‘di singkirkan’ Prancis pada babak 8 besar VNL 2023.
Memulai Karier Sebagai Pesepak Bola
Namun Ngapeth sempat berada di jalur yang jauh dari ayahnya.
Earvin Ngapeth muda pernah meniti karier sebagai seorang pesepak bola.
Dia bahkan masuk ke SSB hingga berusia 11 tahun.
“Sebagai seorang anak, sepakbola merupakan hal yang banyak di gandrungi.
Saat itu saya bahkan mengikuti sebuah akademi saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar hingga berusia 11 tahun,” terangnya seperti yang di kutip dari laman FIFA.
“Namun semuanya berubah ketika saya dan keluarga memutuskan untuk pindah ke Poitiers (Prancis).
Di sana olahraga bola voli lebih banyak di mainkan, itulah awal mula saya menjadi pevoli,” terang sang outside hitter.
Teman Pemain PSG Layvin Kurzawa
Menariknya, Ngapeth pernah berada di satu SSB bersama pemain Paris Saint-Germain (PSG), Layvin Kurzawa.
Saat itu bahkan talenta Earvin Ngapeth di sebut lebih baik dari penggawa Timnas Prancis itu.
“Itu sesuatu yang di lebih-lebihkan. Memang benar saya pernah bermain bareng bersama (Layvin Kurzawa).”
“Pelatih memilihku sebagai starter dan membuat Kurzawa memulai pertandingan sebagai pemain pengganti.
Namun di akhir laga, dia menjadi pahlawan kemenangan,” kenang pevoli yang pernah membela tim Italia Leo Shoes Modena.
Bermain di Posisi Striker
Semasa masih aktif di sepak bola, Ngapeth bisa bermain di dua posisi, yakni striker dan kiper.
Dengan posturnya yang tinggi, Earvin Ngapeth tak kesulitan untuk menjadi seorang kiper. Pun ketika mengemban tugas sebagai tukang gedor pertahanan lawan.
“Posisi utamaku ialah nomor 9 murni. Namun ketika cedera, pelatih memindahkanku menjadi seorang kiper,” kenangnya.
Siasati Kerinduan dengan Main PS
Meski menjadi pevoli top dunia, namun kenangan Ngapeth merintis karier olahraga sebagai atlet sepak bola membuatnya memiliki kesan tersendiri.
Setiap kali dia rindu untuk bermain sepak bola, Earvin Ngapeth menyiasatinya dengan bermain gim PlayStation.
“Tentu, rindu akan bermain sepak bola pasti. Namun dengan kesibukan latihan, di waktu senggang saya memilih untuk bermain PlayStation,” pungkasnya.
BACA JUGA
ATLET BASKET PALING TERTINGGI